Dalam Disertasi M. Quraish Shihab berjudul "Al-Durar li al-Biqa'iy, tahqiq wa dirasah", beliau memilih untuk masalah-masalah korelasi antara ayat-ayat dan surat-suratal-Qur'an. Sebagai kasus beliau mengambil kitab "Nazhm al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar" karya mufassir Ibrahim Ibn Umar al-Biqa'iy.
Al-Biqa'iy dinilai oleh banyak pakar sebagai ahli yang berhasil menyusun suatu karya yang sempurna dalam masalah perurutan atau korelasi antar ayat dan surat-surat al-Qur'an. sementara ahli bahkan menilai bahwa kitab tafsirnya itu merupakan ensiklopedia dalam bidang keserasian ayat-ayat dan surat-surat al-Qur'an.
Quraish menjelaskan,ulama terdahulu pada umumnya menempuh satu di antara 3 cara berikut dalam menjelaskan hubungan antara ayat: pertama, mengelompokkan sekian banyak ayat dalam satu kelompok tema-tema, kemudian menjelaskan hubungannya dengan kelompok ayat-ayat berikutnya. Contoh tafsir al-Manar dan al-Maraghi. kedua, menemukan tema sentral dari satu surat lalu mengembalikan uraian kelompok ayat-ayat kepada tema sentral itu. contoh Tafsir Mahmud Syaltut. Ketiga,menghubungkan ayat dengan ayat sebelumnya dengan menjelaskan keserasiannya.
Al-Biqa'iy menempuh pola ketiga dengan cara yang amat menarik serta jangkauan pembahasan yang amat luas, tidak sekedar menjelaskan dan menghubungkan ayat dengan ayat, tapi menjelaskan hubungan kata demi kata dalam satu ayat.
Quraish menemukan paling sedikit 7 macam keserasian yang diungkap al-Biqa'iy:
1. Keserasian antara kata demi kata dalam 1 ayat
2. Keserasian antara kandungan 1 ayat dengan fashilat (penutup ayat tersebut)
3. Keserasian antara ayat dengan ayat sebelumnya
4. Keserasian antara awal uraian satu surat dengan akhir uraiannya
5. Keserasian antara akhir uraian satu surat dengan awal uraian surat berikutnya
6. Keserasian antara tema sentral setiap surat dengan nama surat tersebut
7. Keserasian antara surat dengan surat sebelumnya
Berdasarkan penemuannya ini Quraish mengomentari al-Biqa'iy sebagai pakar tafsir yang telah berhaisl melakukan sebuah pekerjaan besar yang belum pernah dilakukan oleh ulama sebelumnya, bahkan oleh ulama-ulama sesudahnya.
Quraish berpendapat, masalah korelasi antara ayat-ayat al-Qur'an ini layak mendapat perhatian serius. Menurut beliau, setidak-tidaknya ini dilatarbelakangi oleh 2 hal. Pertama, salah satu isu tentang al-Qur'an yang sering terdengar sumbang, seperti diungkapkan sementara orientalis adalah sistematika perurutan ayat-ayat dan surat-suratnya sangat kacau. ia berpindah dari satu urutan ke urutan yang lain, walaupun uraian yang pertama belum tuntas. sedangkan uraian berikutnya sering tidak punya hubungan dengan uraian terdahulu. Kedua, terjadinya penafsiran al-Qur'an yang bersifat parsial (tidak menyeluruh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar