Menurut Quraish, ayat-ayat al-Qur'an yang turun itu berintekasi dengan manusia. dengan kata lain, memberi respon terhadap peristiwa yang dihadapi oleh kaum muslim sewaktu itu. Bertolak dari pandangan inilah, Quraish kemudian sering terdengar menekankan konteks ayat dalam penafsiran al-Qur'an. Pemahaman Quraish tentang konteks ayat memang tak terbatas pada asbab al-nuzul saja. Selain asbab al-nuzul, konteks ayat juga meliputi korelasi (munasabah) antar seluruh ayat-ayat al-Qur'an, hubungan satu ayat dengan ayat sebelumnya sebagaimana tertulisa dalam mushaf, latar belakang, illah dan motif detetapkannya suatu petunjuk. Dengan demikian hasil penafsiran yang diperoleh tidak bersifat parsial, tapi bersifat menyeluruh dan utuh.
Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam konteks mengenalkan al-Qur'an dalam tafsir al-Misbah, penulis berusaha menghidangkan bahasa setiap surat pada apa yang dinamakan tujuan surah atau tema pokok surat.
Adapun corak tafsir atau aliran tafsir yang diikuti Quraish Shihab dalam tafsir al-misbahnya adalah tafsir Adabi al-Ijtima'i, yaitu corak penafsiran al-Qur'an yang tekanannya bukan hanya ke tafsir lughawi, tafsir fiqh, tafsir ilmi dan tafsir isy'ari akan tetapi arah penafsirannya ditekankan pada kebutuhan masyarakat dan sosial masyarakat yang kemudian disebut corak tafsir Adabi al-Ijtima'i.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar