Senin, 06 Juli 2009

"Merentas Jalan Syurga"

Setiap perjalanan mengandung makna
Setiap langkah menyimpan kenangan
Setiap perjuangan menuntun ikhlas jiwa
Hanya sebuah kesimpulan......

Hidup butuh perjuangan
Hidup penuh kenangan
Hidup tak cukup dirasa
tapi.....jauh pada penghayatan

Jika dalam perjuangan ada lelah
cobalah diri to tdk mengeluh
Jika jiwa terasa sempit
lapangkan dada to bersabar
bukalah mata to sll bersyukur
menatap sma keindahan
menikmati keagungan Ilahi

Puisi....
kata jiwaku yg tak kan pernah luruh
saat aku tulis, jiwa lelah
tapi puisi tersenyum

Perjuangan adalah jalan merentas surga

Rabu, 01 April 2009

CINTAI HATIMU


Hati yang ikhlas, suci, tulus dan murni
Adalah hati yang tak ada prasangka menempati
Prasangka adalah musuh sejati sejak dini
Yang selalu menempati hati setiap insani
Jangan biarkan hatimu pergi
Dibawa oleh prasangka dengki
Jangan biarkan hatimu jatuh
Dibawa oleh prasangka angkuh
Bawalah hatimu pergi
Genggam erat dengan jemari
Biar hatimu suci
Tak ada lagi yang tersakiti
Dan senyummu pun akan berseri
Sungguh sulit memang menjaga hati
Karena selalu dihinggapi prasangka tadi
Tapi Allah telah berjanji
Bagi yang menyanggupi
Dirimu akan dibawa ke syurga-Nya nanti

BILA SUATU SAAT AKU JATUH HATI


Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya engkau
Allahu Rabbi....
Aku punya pinta....
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi....
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkanlah untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
Dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi....
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi....
Pintaku yang terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahilah aku dengan cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Ketika Bukan Aku, Itulah Aku


Kataku akan kukisahkan dongeng hatiku sebaik bisaku;
Tapi air mataku terperangkap badai, hati berlumur darah.

Ah, aku gagal menceritakannya!
Kucoba mengingat pada saat kehancuran, membisu kata;
Gelas pikiran dan ingatanku, teramat mudah dipecahkan,
aku pun terhempas berkeping, seperti kaca dihancurkan.
Banyak kapal rusak terkurung dalam badai ini;
Apalah artinya perahu kecilku jika dibanding itu?

Gelombang merusakkan perahuku, tak ada yang tersisa;
Bebas dari diri sendiri, kuikatkan tubuhku di rakit.
Kini, aku takdi atas tak si bawah: Tergambarkan;
Seketika di atas ombak, lalu tersuruk ke bawah lagi.
Aku tak hirau keberadaan diri, hanya ini yang aku tahu:
Ketika aku, bukan aku; ketika bukan aku, itulah aku!

"DIALEKTIKA PESANTREN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI"


Secara global dunia saat ini dikuasai secara hegemonik dan dominatif oleh Negara-negara adidaya dunia, Amerika Serikat dan Negara-negara barat lainnya, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dll. Pergolakan dunia yang dikawal oleh ekonomi, militer, teknologi dan informasi adalah tantangan serius dunia Islam. Di tengah-tengah tantangan besar ini, kita dapati Negara-negara Islam tidak berdaya. Ekonomi, politik, pendidikan dan media informasi jauh di bawah standar. Ironis lagi, moralitas dan mentalitas umat sudah banyak yang terkena virus barat yang liberal, jauh dari norma dan tuntunan agama.

Realitas ini sungguh sangat menyedihkan. Umat yang katanya ya’lu wa laa yu’la ‘alaihi, namun secara faktual justru sebaliknya. Sumber utama realitas ini jelas kembali kepada SDM umat ini yang masih dilanda kebodohan. Oleh Karena itu, satu-satunya jalan cepat untuk membangkitkan umat dari keterbelakangan ini adalah optimalisasi sektor pendidikan. Lembaga ini sangat penting eksistensi dan efektifitasnya dalam rangka memompa semangat belajar anak manusia mengejar ketertinggalan untuk mencapai taraf hidup yang maju dengan tetap dalam misi menegakkan keadilan, kesetaraan dan kedamaian bagi umat manusia.

Pesantren adalah salah satu institusi pendidikan agama merupakan sebuah lembaga yang representatif dalam menghadapi globalisasi. Pembinaan moral dan mental adalah tujuan utama pesantren. Dengan moral dan mental yang baik, santri akan mampu menggali dan mengembangkan sendiri potensi keilmuan dan kemasyarakatannya secara maksimal.

Pesantren mempunyai double power yang dapat diandalkan dalam menghadapi globalisasi, yaitu kiai yang memimpin pesantren dan pesantren sendiri sebagai institusi dan sistem. Ada dua hal menurut Horikhosi, yang mengakari kekuatan kiai dan ulama: pertama, kredibilitas moral, dan kedua, kemampuan mempertahankan pranata sosial yang diinginkan. Gelar ulama atau kiai diberikan oleh masyarakat muslim karena kealiman dan pelayanan yang diberikannya kepada masyarakat. Selanjutnya, Ahmad Tafsir mengemukakan pesantren dalam mengontrol perubahan nilai yang juga tak lepas dari peran kiai sebagai penyaring arus informasi yang masuk ke lingkungan kaum santri, mengajarkan hal-hal yang berguna dan membuang yang merusak. Pada saat seperti itu, kemampuan kiai pesantren telah terbukti dalam mengontrol nilai dan kebudayaan. Sebetapapun derasnya arus informasi yang masuk pesantren, kiai tidak akan pernah kehilangan peranannya selama masih mampu menjaga pranata-pranata sosial dan perlunya perhatian dari tokoh-tokoh lain untuk memperkuat kiai dalam menjaga pranata-pranata itu.

Keunggulan utama pendidikan pesantren terletak pada penanaman keimanan yang tidak hanya ditempuh lewat jalur pendidikan sebagaimana di sekolah-sekolah umum. Tetapi kondisi menyeluruh kehidupan budaya pesantren juga ikut mendukung penanaman keimanan tersebut. Penanaman iman bukan ditanamkan di kepala tapi langsung di dalam hati, melalui contoh perilaku baik kiai dalam kehidupan sehari-hari dan juga didukung oleh ritual-ritual keagamaan. Oleh sebab itulah, hasil pendidikan pesantren dalam masalah keimanan ini sangat besar sekali arti maupun peranannya bagi santri. Kemampuan keimanan yang didukung berbagai pengetahuan keagamaan tentunya akan membentuk perilaku santri dalam masyarakat sesuai dengan apa-apa yang telah diajarkan oleh Islam, sehingga apa yang dikatakan Cak Nur dengan "negativisme", yaitu perasaan yang mendorong ke arah pandangan yang serba negatif kepada susunan, mapan dengan sikap-sikap tidak percaya, curiga, bermusuhan, melawan dan sebagainya tak kan atau sulit terjadi. Dan orang-orang pesantren yang seperti itu justru dapat dijadikan andalan pada saat masyarakat mengalami Anomic. Wallaahu A’lam bish Shawab.

Rabu, 25 Maret 2009

Di Dalam Hati Ada dan Tak Mungkin Tanpa

Di dalam hati manusia ada kekusutan dan tidak akan terurai
kecuali menerima kehendak Allah SWT
Di dalam hati manusia ada keganasan dan tidak akan hilang
kecuali berjinak dengan Allah SWT
Di dalam hati manusia ada kesedihan dan tidak akan hilang
kecuali mengenal Allah SWT
Di dalam hati manusia ada kegelisahan dan tidak akan tenang damai
kecuali berlindung, bertemu dan berjumpa dengan-NYA
Di dalam hati manusia ada penyesalan dan tidak akan padam
kecuali ridha dengan perintah dan larangan-NYA
serta qadha dan qadar-NYA serta senantiasa sabar sehingga menemui-NYA
Di dalam hati manusia ada hajat dan tidak akan terbendung
kecuali kecintaan kpd-NYA
dan bermohon kpd-NYA

Selasa, 17 Maret 2009

Muatan Cinta Ilahi

Ilahi, Demi keagungan dan Ke muliaan-Mu
Sungguh aku mencintai-Mu
hingga merasakan manisnya cinta-Mu di dalam kalbuku
Tak pernah terbetik
dalam hati orang yang mengesakan-MU
bahwa Engkau membenci
orang-orang yang mencintai-Mu

Demi keagungan-Mu duhai Junjunganku
Jika Engaku mengusirku
aku akan tetap berdiri di depan gerbang-Mu
aku takkan berhenti berhenti merayu-Mu
sampai aku mencapai titik puncak makrifat
dengan kebaikan dan kemuliaan-Mu

Aku mohon ampun pada-Mu
dari segala kelezatan tanpa mengingat-Mu
dari setiap ketenangan tanpa mendekati-Mu
dari setiap kesibukan tanpa mentaati-Mu
dari setiap kegembiraan tanpa menyertai-Mu

Junjunganku, rasa laparku akan cinta-Mu
tak membuatku kenyang
rasa dahagaku akan cinta-Mu
tak membuatku puas
Betapa rindunya aku kepada Yang Maha Melindungiku
tanpa aku melihat-Nya


Kehausanku tak kan terpuaskan
kecuali dengan pertemuan-Mu
kerinduanku tak kan teredakan
kecuali dengan perjumpaan-Mu
Rinduku pada-Mu tak kan terobati
kecuali dengan memandang Wajah-Mu

Minggu, 08 Maret 2009

Corak Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab

Menurut Quraish, ayat-ayat al-Qur'an yang turun itu berintekasi dengan manusia. dengan kata lain, memberi respon terhadap peristiwa yang dihadapi oleh kaum muslim sewaktu itu. Bertolak dari pandangan inilah, Quraish kemudian sering terdengar menekankan konteks ayat dalam penafsiran al-Qur'an. Pemahaman Quraish tentang konteks ayat memang tak terbatas pada asbab al-nuzul saja. Selain asbab al-nuzul, konteks ayat juga meliputi korelasi (munasabah) antar seluruh ayat-ayat al-Qur'an, hubungan satu ayat dengan ayat sebelumnya sebagaimana tertulisa dalam mushaf, latar belakang, illah dan motif detetapkannya suatu petunjuk. Dengan demikian hasil penafsiran yang diperoleh tidak bersifat parsial, tapi bersifat menyeluruh dan utuh.
Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam konteks mengenalkan al-Qur'an dalam tafsir al-Misbah, penulis berusaha menghidangkan bahasa setiap surat pada apa yang dinamakan tujuan surah atau tema pokok surat.
Adapun corak tafsir atau aliran tafsir yang diikuti Quraish Shihab dalam tafsir al-misbahnya adalah tafsir Adabi al-Ijtima'i, yaitu corak penafsiran al-Qur'an yang tekanannya bukan hanya ke tafsir lughawi, tafsir fiqh, tafsir ilmi dan tafsir isy'ari akan tetapi arah penafsirannya ditekankan pada kebutuhan masyarakat dan sosial masyarakat yang kemudian disebut corak tafsir Adabi al-Ijtima'i.

Pemikiran M. Quraish Shihab: Munasabah Ayat-Ayat Al-Qur'an

Dalam Disertasi M. Quraish Shihab berjudul "Al-Durar li al-Biqa'iy, tahqiq wa dirasah", beliau memilih untuk masalah-masalah korelasi antara ayat-ayat dan surat-suratal-Qur'an. Sebagai kasus beliau mengambil kitab "Nazhm al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar" karya mufassir Ibrahim Ibn Umar al-Biqa'iy.
Al-Biqa'iy dinilai oleh banyak pakar sebagai ahli yang berhasil menyusun suatu karya yang sempurna dalam masalah perurutan atau korelasi antar ayat dan surat-surat al-Qur'an. sementara ahli bahkan menilai bahwa kitab tafsirnya itu merupakan ensiklopedia dalam bidang keserasian ayat-ayat dan surat-surat al-Qur'an.
Quraish menjelaskan,ulama terdahulu pada umumnya menempuh satu di antara 3 cara berikut dalam menjelaskan hubungan antara ayat: pertama, mengelompokkan sekian banyak ayat dalam satu kelompok tema-tema, kemudian menjelaskan hubungannya dengan kelompok ayat-ayat berikutnya. Contoh tafsir al-Manar dan al-Maraghi. kedua, menemukan tema sentral dari satu surat lalu mengembalikan uraian kelompok ayat-ayat kepada tema sentral itu. contoh Tafsir Mahmud Syaltut. Ketiga,menghubungkan ayat dengan ayat sebelumnya dengan menjelaskan keserasiannya.
Al-Biqa'iy menempuh pola ketiga dengan cara yang amat menarik serta jangkauan pembahasan yang amat luas, tidak sekedar menjelaskan dan menghubungkan ayat dengan ayat, tapi menjelaskan hubungan kata demi kata dalam satu ayat.
Quraish menemukan paling sedikit 7 macam keserasian yang diungkap al-Biqa'iy:
1. Keserasian antara kata demi kata dalam 1 ayat
2. Keserasian antara kandungan 1 ayat dengan fashilat (penutup ayat tersebut)
3. Keserasian antara ayat dengan ayat sebelumnya
4. Keserasian antara awal uraian satu surat dengan akhir uraiannya
5. Keserasian antara akhir uraian satu surat dengan awal uraian surat berikutnya
6. Keserasian antara tema sentral setiap surat dengan nama surat tersebut
7. Keserasian antara surat dengan surat sebelumnya
Berdasarkan penemuannya ini Quraish mengomentari al-Biqa'iy sebagai pakar tafsir yang telah berhaisl melakukan sebuah pekerjaan besar yang belum pernah dilakukan oleh ulama sebelumnya, bahkan oleh ulama-ulama sesudahnya.
Quraish berpendapat, masalah korelasi antara ayat-ayat al-Qur'an ini layak mendapat perhatian serius. Menurut beliau, setidak-tidaknya ini dilatarbelakangi oleh 2 hal. Pertama, salah satu isu tentang al-Qur'an yang sering terdengar sumbang, seperti diungkapkan sementara orientalis adalah sistematika perurutan ayat-ayat dan surat-suratnya sangat kacau. ia berpindah dari satu urutan ke urutan yang lain, walaupun uraian yang pertama belum tuntas. sedangkan uraian berikutnya sering tidak punya hubungan dengan uraian terdahulu. Kedua, terjadinya penafsiran al-Qur'an yang bersifat parsial (tidak menyeluruh).

Minggu, 01 Maret 2009

"Hikmah"

Ambil Hikmah dan petik indahnya:
1. Yang singkat itu WAKTU
2. Yang dekat itu MATI
3. Yang besar itu NAFSU
4. Yang berat itu AMANAT
5. Yang sulit itu IKHLAS
6. Yang mudah itu BERBUAT DOSA
7. Yang abadi itu AMAL KEBAJIKAN
8. Yang diinvestasi itu APA YANG KITA KERJAKAN
9. Yang akan diaudit APA YANG KITA MILIKI
10. Tapi yang indah itu, JIKA KITA MAU SALING BERBAGI
Renungkanlah shabatku semua:-)

"Pesan Indah"

Ketika wajah ini penat memikirkan dunia maka berwudhulah
Ketika tangan ini letih menggapai cita-cita maka bertakbirlah
Ketika pundak tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah
Ikhlaskan semua dan mendekatlah padaNya
Agar tunduk di saat yang lain angkuh
Agar teguh di saat yang lain runtuh
Agar tegar di saat yang lain terlempar

Kamis, 12 Februari 2009

"karakteristik Tafsir Sufi"

Tafsir sufi terbagi2 jenis,yaitu tafsir isyari/ramzi (simbolic tafsir) dan tafsir nazari (speculative tafsir).Perbedaannyaterletak pada sikapnya terhadap makna bahsa,tafsir isyari masih mengindahkan makna bahasa itu sedangkan tafsir nazari dapatdikatakan memaksanya.
Jenis-jenis tafsir sufi:
1. Tafsir al-Tustari
a). Tafsir al-Tustari karya Shl Al-Tustari (283/896), kitab ini mungkin sekali kitab tafsir pertama. Tema penting kitab ini adalah pengendalian diri (muhasabah) danmengenal (ma''rifah). Metodenya adalah memilih ayat-ayat yang mengandung segi spiritual dan kadang-kadang menerangkannya menurut pengertiannya yang biasa dan pengertaian bahasa.
b). Tafsir al-Sulami Karya Abu Abd al-Rahman al-Sulami(w 412/ 1021), kitab tafsir yang masih berupa naskah ini memakai juga hadits-hadits yang terpilih,tapi tidak merujuk kepada bahasa.
c).Misykat al-Anwar karya al-Ghazali (w. 1111 M), kitab ini tampil untuk membela pandangan kaum sufi, ketika kitab-kitab mereka dibakar atas fatwa ulama. Karena ia sudah pernah menempuh jalan filsafat dab tasawuf, ia dapat dengan baik menerangkan maksud kaum sufi. menurutnya makna al-Qur'an itu pada dasarnya suci, dan oleh karena itu hanya dapat dipahami oleh orang terpilih. alatnya adalah intuisi, yang segera harus berperan apabila akal sudah tumpul.kaum sufi menyeimbangkan antara "penglihatanluar" dengan "penglihatan dalam", sehingga tafsiran yang mereka kemukakakan tidak dapat ditolak.
2. al-tafsiral-nazari
Jenis tafsir ini diawali oleh tafsir Ibn Arabi, yang tidak sampai kepada kita dan hanya dapat diketahui dari 2 bukunya, al-Futuhat al- Mukkiyahdan Fususu al-Hikam. Menurutnya makna al-Qur'amtidak akan dapat ditangkap oleh ulama, tetapi oleh gnostika al-Qur'an itu bagaikan lautan yang dapat menenggelamkan, tetapi banyak pula yang selamat. kebanyakan tafsir yangdikemukakannya bertujuan untuk membela pandangannya tentang kesatuan wujud alam dan Tuhan (wahdah al-Wujud) yg oleh karena itu para ulama menuduhnya kafir. dengan pandangan itu ia memandang seluruh manusia danagama dalam suatu kesatuan.

Minggu, 25 Januari 2009

Matahariku Purnamaku

Shabat......
Hari ini aq melihat sosok yang sgt bijak
dalam dirimu yang slalu membuatku kagum
Ada sesal...
Ada malu...
Ada kesal...
dalam diri yang tak terperi
Shabat......
andai esok masih ada senyum
dirimu yang slalu mematahari
bahkan saat kau pergi pun
dirimu masih mempurnama
shabat.......
salahkah jika aku berdoa untukmu
walau aku tahu, kamu tak kan tahu
shabat.......
Inspirasimu menggugahku
Jalan hidupmu memotivasiku
Ah.....banyak kata yang ingin aku kata
tapi...ada sopan yang kurang tertata
ada santun yang kurang terbina
dan aku sadar, kekuranganku
Shabat..........
entah kapan dirimu akan menyapa
yg pasti aku tak kan lupa doa
untukmu...
Shabat..........
Dirimu terlalu baik
aku tak berani meminta lebih
bahkan aq pun malu unt meminta pada-NYA
Allah....
Darimu aku belajar banyak shabat
Malai saat ini, perubahan wujud nyataku
atas Istighfar salah khilafku
kelancanganku, kebodohanku
Allah....
tunjukkan jalan terbaik
berikan dia yang terbaik
Untuk shabatku
Teruslah berjuang
kobarkan semangatmu untuk dunia
berikan inspirasimu untuk semua
Moga sukses shabat....
Moga hatimu masih tersenyum
Unt maafkan semua kelancanganku

Untuk Shabatku, Hidup Mematahari Mati Mempurnama

Rabu, 14 Januari 2009

"Surau-Surau Kesadaran"

Dari balik hati ini
Aku ingin mengatakan kepadamu
dengan sejujurnya
Bahwa aku tidak hanya sekedar
jatuh cinta pada-Mu
aku telah benar-benar
mencintai cinta untuk-Mu
mencintai cinta sebagai
Anugerah Yang Kuasa
yang dengan-Nya hati menjadi
kaya akan makna
Jiwa terasa damai tak terkira
dan tumbuhnya kesadaran bahwa
hidup tidak hanya untuk ada
Tapi hidup untuk menjadi hidup
yang sebenarnya
Hidup yang sebenarnya dengan
selalu menemukan setitik cahaya
yang sanggup melahirkan seribu
keindahan dalam bayangan mata
aku telah memahat disurau-surau kesadaranku
Bahwa cinta mempunyai bahasa
sendiri dari mantra-mantra suci
Sehingga menyatakan cinta
adalah keputusan untuk tidak
menghiraukan diri sendiri
Namun kesadaran menciptakan
cinta itu lebih penting dari
hanya sekedar menyatakan cinta
karena saling mencinta dalam
kesadaran menciptakan cinta
akan bisa menempatkan diri
di rumah Tuhan yang tak lagi berzaman......


To Shahabaatku (st ni)
Aku Kagum Prinsip Hidupmu
"Hidup Mematahari Mati Mempurnama"

"Irtibathunaa"

Aku lupa akan irtibath antara kita
Bahkan aku lupa
Ada apa...................
Terlalu singkat
Terlalu spontan
Terlalu serius
Tapi..................
Lagi-lagi hikmah yang bicara
Khudz Al-Hikmah min ayyi makaanil khuruuj
Entah dari manapun
Hikmah selalu ada
jika kita jeli
jika kita teliti
jika kita mau mengerti
Semua terasa indah
walau diri menangis
Tapi....................
Jiwa tersenyum
Saat aku yaqin
akan jawaban pasti
jawaban dari Sang Agung
Sang Pemilik Jiwa
Sang Pemilik Hidup
Sang Pemilik Hati
Q.S. Al-A'Raaf:166
Kita harus yaqin......
Irtibathunaa......
Shadiiqun Shaduuqun Shaadiqun