Di dalam hati manusia ada kekusutan dan tidak akan terurai
kecuali menerima kehendak Allah SWT
Di dalam hati manusia ada keganasan dan tidak akan hilang
kecuali berjinak dengan Allah SWT
Di dalam hati manusia ada kesedihan dan tidak akan hilang
kecuali mengenal Allah SWT
Di dalam hati manusia ada kegelisahan dan tidak akan tenang damai
kecuali berlindung, bertemu dan berjumpa dengan-NYA
Di dalam hati manusia ada penyesalan dan tidak akan padam
kecuali ridha dengan perintah dan larangan-NYA
serta qadha dan qadar-NYA serta senantiasa sabar sehingga menemui-NYA
Di dalam hati manusia ada hajat dan tidak akan terbendung
kecuali kecintaan kpd-NYA
dan bermohon kpd-NYA
Rabu, 25 Maret 2009
Selasa, 17 Maret 2009
Muatan Cinta Ilahi
Ilahi, Demi keagungan dan Ke muliaan-Mu
Sungguh aku mencintai-Mu
hingga merasakan manisnya cinta-Mu di dalam kalbuku
Tak pernah terbetik
dalam hati orang yang mengesakan-MU
bahwa Engkau membenci
orang-orang yang mencintai-Mu
Demi keagungan-Mu duhai Junjunganku
Jika Engaku mengusirku
aku akan tetap berdiri di depan gerbang-Mu
aku takkan berhenti berhenti merayu-Mu
sampai aku mencapai titik puncak makrifat
dengan kebaikan dan kemuliaan-Mu
Aku mohon ampun pada-Mu
dari segala kelezatan tanpa mengingat-Mu
dari setiap ketenangan tanpa mendekati-Mu
dari setiap kesibukan tanpa mentaati-Mu
dari setiap kegembiraan tanpa menyertai-Mu
Junjunganku, rasa laparku akan cinta-Mu
tak membuatku kenyang
rasa dahagaku akan cinta-Mu
tak membuatku puas
Betapa rindunya aku kepada Yang Maha Melindungiku
tanpa aku melihat-Nya
Kehausanku tak kan terpuaskan
kecuali dengan pertemuan-Mu
kerinduanku tak kan teredakan
kecuali dengan perjumpaan-Mu
Rinduku pada-Mu tak kan terobati
kecuali dengan memandang Wajah-Mu
Sungguh aku mencintai-Mu
hingga merasakan manisnya cinta-Mu di dalam kalbuku
Tak pernah terbetik
dalam hati orang yang mengesakan-MU
bahwa Engkau membenci
orang-orang yang mencintai-Mu
Demi keagungan-Mu duhai Junjunganku
Jika Engaku mengusirku
aku akan tetap berdiri di depan gerbang-Mu
aku takkan berhenti berhenti merayu-Mu
sampai aku mencapai titik puncak makrifat
dengan kebaikan dan kemuliaan-Mu
Aku mohon ampun pada-Mu
dari segala kelezatan tanpa mengingat-Mu
dari setiap ketenangan tanpa mendekati-Mu
dari setiap kesibukan tanpa mentaati-Mu
dari setiap kegembiraan tanpa menyertai-Mu
Junjunganku, rasa laparku akan cinta-Mu
tak membuatku kenyang
rasa dahagaku akan cinta-Mu
tak membuatku puas
Betapa rindunya aku kepada Yang Maha Melindungiku
tanpa aku melihat-Nya
Kehausanku tak kan terpuaskan
kecuali dengan pertemuan-Mu
kerinduanku tak kan teredakan
kecuali dengan perjumpaan-Mu
Rinduku pada-Mu tak kan terobati
kecuali dengan memandang Wajah-Mu
Minggu, 08 Maret 2009
Corak Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab
Menurut Quraish, ayat-ayat al-Qur'an yang turun itu berintekasi dengan manusia. dengan kata lain, memberi respon terhadap peristiwa yang dihadapi oleh kaum muslim sewaktu itu. Bertolak dari pandangan inilah, Quraish kemudian sering terdengar menekankan konteks ayat dalam penafsiran al-Qur'an. Pemahaman Quraish tentang konteks ayat memang tak terbatas pada asbab al-nuzul saja. Selain asbab al-nuzul, konteks ayat juga meliputi korelasi (munasabah) antar seluruh ayat-ayat al-Qur'an, hubungan satu ayat dengan ayat sebelumnya sebagaimana tertulisa dalam mushaf, latar belakang, illah dan motif detetapkannya suatu petunjuk. Dengan demikian hasil penafsiran yang diperoleh tidak bersifat parsial, tapi bersifat menyeluruh dan utuh.
Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam konteks mengenalkan al-Qur'an dalam tafsir al-Misbah, penulis berusaha menghidangkan bahasa setiap surat pada apa yang dinamakan tujuan surah atau tema pokok surat.
Adapun corak tafsir atau aliran tafsir yang diikuti Quraish Shihab dalam tafsir al-misbahnya adalah tafsir Adabi al-Ijtima'i, yaitu corak penafsiran al-Qur'an yang tekanannya bukan hanya ke tafsir lughawi, tafsir fiqh, tafsir ilmi dan tafsir isy'ari akan tetapi arah penafsirannya ditekankan pada kebutuhan masyarakat dan sosial masyarakat yang kemudian disebut corak tafsir Adabi al-Ijtima'i.
Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam konteks mengenalkan al-Qur'an dalam tafsir al-Misbah, penulis berusaha menghidangkan bahasa setiap surat pada apa yang dinamakan tujuan surah atau tema pokok surat.
Adapun corak tafsir atau aliran tafsir yang diikuti Quraish Shihab dalam tafsir al-misbahnya adalah tafsir Adabi al-Ijtima'i, yaitu corak penafsiran al-Qur'an yang tekanannya bukan hanya ke tafsir lughawi, tafsir fiqh, tafsir ilmi dan tafsir isy'ari akan tetapi arah penafsirannya ditekankan pada kebutuhan masyarakat dan sosial masyarakat yang kemudian disebut corak tafsir Adabi al-Ijtima'i.
Pemikiran M. Quraish Shihab: Munasabah Ayat-Ayat Al-Qur'an
Dalam Disertasi M. Quraish Shihab berjudul "Al-Durar li al-Biqa'iy, tahqiq wa dirasah", beliau memilih untuk masalah-masalah korelasi antara ayat-ayat dan surat-suratal-Qur'an. Sebagai kasus beliau mengambil kitab "Nazhm al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar" karya mufassir Ibrahim Ibn Umar al-Biqa'iy.
Al-Biqa'iy dinilai oleh banyak pakar sebagai ahli yang berhasil menyusun suatu karya yang sempurna dalam masalah perurutan atau korelasi antar ayat dan surat-surat al-Qur'an. sementara ahli bahkan menilai bahwa kitab tafsirnya itu merupakan ensiklopedia dalam bidang keserasian ayat-ayat dan surat-surat al-Qur'an.
Quraish menjelaskan,ulama terdahulu pada umumnya menempuh satu di antara 3 cara berikut dalam menjelaskan hubungan antara ayat: pertama, mengelompokkan sekian banyak ayat dalam satu kelompok tema-tema, kemudian menjelaskan hubungannya dengan kelompok ayat-ayat berikutnya. Contoh tafsir al-Manar dan al-Maraghi. kedua, menemukan tema sentral dari satu surat lalu mengembalikan uraian kelompok ayat-ayat kepada tema sentral itu. contoh Tafsir Mahmud Syaltut. Ketiga,menghubungkan ayat dengan ayat sebelumnya dengan menjelaskan keserasiannya.
Al-Biqa'iy menempuh pola ketiga dengan cara yang amat menarik serta jangkauan pembahasan yang amat luas, tidak sekedar menjelaskan dan menghubungkan ayat dengan ayat, tapi menjelaskan hubungan kata demi kata dalam satu ayat.
Quraish menemukan paling sedikit 7 macam keserasian yang diungkap al-Biqa'iy:
1. Keserasian antara kata demi kata dalam 1 ayat
2. Keserasian antara kandungan 1 ayat dengan fashilat (penutup ayat tersebut)
3. Keserasian antara ayat dengan ayat sebelumnya
4. Keserasian antara awal uraian satu surat dengan akhir uraiannya
5. Keserasian antara akhir uraian satu surat dengan awal uraian surat berikutnya
6. Keserasian antara tema sentral setiap surat dengan nama surat tersebut
7. Keserasian antara surat dengan surat sebelumnya
Berdasarkan penemuannya ini Quraish mengomentari al-Biqa'iy sebagai pakar tafsir yang telah berhaisl melakukan sebuah pekerjaan besar yang belum pernah dilakukan oleh ulama sebelumnya, bahkan oleh ulama-ulama sesudahnya.
Quraish berpendapat, masalah korelasi antara ayat-ayat al-Qur'an ini layak mendapat perhatian serius. Menurut beliau, setidak-tidaknya ini dilatarbelakangi oleh 2 hal. Pertama, salah satu isu tentang al-Qur'an yang sering terdengar sumbang, seperti diungkapkan sementara orientalis adalah sistematika perurutan ayat-ayat dan surat-suratnya sangat kacau. ia berpindah dari satu urutan ke urutan yang lain, walaupun uraian yang pertama belum tuntas. sedangkan uraian berikutnya sering tidak punya hubungan dengan uraian terdahulu. Kedua, terjadinya penafsiran al-Qur'an yang bersifat parsial (tidak menyeluruh).
Al-Biqa'iy dinilai oleh banyak pakar sebagai ahli yang berhasil menyusun suatu karya yang sempurna dalam masalah perurutan atau korelasi antar ayat dan surat-surat al-Qur'an. sementara ahli bahkan menilai bahwa kitab tafsirnya itu merupakan ensiklopedia dalam bidang keserasian ayat-ayat dan surat-surat al-Qur'an.
Quraish menjelaskan,ulama terdahulu pada umumnya menempuh satu di antara 3 cara berikut dalam menjelaskan hubungan antara ayat: pertama, mengelompokkan sekian banyak ayat dalam satu kelompok tema-tema, kemudian menjelaskan hubungannya dengan kelompok ayat-ayat berikutnya. Contoh tafsir al-Manar dan al-Maraghi. kedua, menemukan tema sentral dari satu surat lalu mengembalikan uraian kelompok ayat-ayat kepada tema sentral itu. contoh Tafsir Mahmud Syaltut. Ketiga,menghubungkan ayat dengan ayat sebelumnya dengan menjelaskan keserasiannya.
Al-Biqa'iy menempuh pola ketiga dengan cara yang amat menarik serta jangkauan pembahasan yang amat luas, tidak sekedar menjelaskan dan menghubungkan ayat dengan ayat, tapi menjelaskan hubungan kata demi kata dalam satu ayat.
Quraish menemukan paling sedikit 7 macam keserasian yang diungkap al-Biqa'iy:
1. Keserasian antara kata demi kata dalam 1 ayat
2. Keserasian antara kandungan 1 ayat dengan fashilat (penutup ayat tersebut)
3. Keserasian antara ayat dengan ayat sebelumnya
4. Keserasian antara awal uraian satu surat dengan akhir uraiannya
5. Keserasian antara akhir uraian satu surat dengan awal uraian surat berikutnya
6. Keserasian antara tema sentral setiap surat dengan nama surat tersebut
7. Keserasian antara surat dengan surat sebelumnya
Berdasarkan penemuannya ini Quraish mengomentari al-Biqa'iy sebagai pakar tafsir yang telah berhaisl melakukan sebuah pekerjaan besar yang belum pernah dilakukan oleh ulama sebelumnya, bahkan oleh ulama-ulama sesudahnya.
Quraish berpendapat, masalah korelasi antara ayat-ayat al-Qur'an ini layak mendapat perhatian serius. Menurut beliau, setidak-tidaknya ini dilatarbelakangi oleh 2 hal. Pertama, salah satu isu tentang al-Qur'an yang sering terdengar sumbang, seperti diungkapkan sementara orientalis adalah sistematika perurutan ayat-ayat dan surat-suratnya sangat kacau. ia berpindah dari satu urutan ke urutan yang lain, walaupun uraian yang pertama belum tuntas. sedangkan uraian berikutnya sering tidak punya hubungan dengan uraian terdahulu. Kedua, terjadinya penafsiran al-Qur'an yang bersifat parsial (tidak menyeluruh).
Minggu, 01 Maret 2009
"Hikmah"
Ambil Hikmah dan petik indahnya:
1. Yang singkat itu WAKTU
2. Yang dekat itu MATI
3. Yang besar itu NAFSU
4. Yang berat itu AMANAT
5. Yang sulit itu IKHLAS
6. Yang mudah itu BERBUAT DOSA
7. Yang abadi itu AMAL KEBAJIKAN
8. Yang diinvestasi itu APA YANG KITA KERJAKAN
9. Yang akan diaudit APA YANG KITA MILIKI
10. Tapi yang indah itu, JIKA KITA MAU SALING BERBAGI
Renungkanlah shabatku semua:-)
1. Yang singkat itu WAKTU
2. Yang dekat itu MATI
3. Yang besar itu NAFSU
4. Yang berat itu AMANAT
5. Yang sulit itu IKHLAS
6. Yang mudah itu BERBUAT DOSA
7. Yang abadi itu AMAL KEBAJIKAN
8. Yang diinvestasi itu APA YANG KITA KERJAKAN
9. Yang akan diaudit APA YANG KITA MILIKI
10. Tapi yang indah itu, JIKA KITA MAU SALING BERBAGI
Renungkanlah shabatku semua:-)
"Pesan Indah"
Ketika wajah ini penat memikirkan dunia maka berwudhulah
Ketika tangan ini letih menggapai cita-cita maka bertakbirlah
Ketika pundak tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah
Ikhlaskan semua dan mendekatlah padaNya
Agar tunduk di saat yang lain angkuh
Agar teguh di saat yang lain runtuh
Agar tegar di saat yang lain terlempar
Ketika tangan ini letih menggapai cita-cita maka bertakbirlah
Ketika pundak tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah
Ikhlaskan semua dan mendekatlah padaNya
Agar tunduk di saat yang lain angkuh
Agar teguh di saat yang lain runtuh
Agar tegar di saat yang lain terlempar
Langganan:
Postingan (Atom)