Rabu, 01 April 2009

Ketika Bukan Aku, Itulah Aku


Kataku akan kukisahkan dongeng hatiku sebaik bisaku;
Tapi air mataku terperangkap badai, hati berlumur darah.

Ah, aku gagal menceritakannya!
Kucoba mengingat pada saat kehancuran, membisu kata;
Gelas pikiran dan ingatanku, teramat mudah dipecahkan,
aku pun terhempas berkeping, seperti kaca dihancurkan.
Banyak kapal rusak terkurung dalam badai ini;
Apalah artinya perahu kecilku jika dibanding itu?

Gelombang merusakkan perahuku, tak ada yang tersisa;
Bebas dari diri sendiri, kuikatkan tubuhku di rakit.
Kini, aku takdi atas tak si bawah: Tergambarkan;
Seketika di atas ombak, lalu tersuruk ke bawah lagi.
Aku tak hirau keberadaan diri, hanya ini yang aku tahu:
Ketika aku, bukan aku; ketika bukan aku, itulah aku!

Tidak ada komentar: